Pemanfaatan Limbah Laundry Menjadi Pupuk Cair di Era Digital

Aktivitas mencuci pakaian atau laundry sudah menjadi rutinitas umum bagi masyarakat, namun tahukah Kamu bahwa limbah dari hasil mencuci pakaian maupun laundry dapat menyebabkan berbagai dampak negatif bagi lingkungan. Limbah cair yang dihasilkan oleh aktivitas laundry menjadi salah satu bentuk pencemaran karena kandungan deterjen yang menjadi limbah terdiri dari bahan-bahan yang cukup berbahaya.

Oleh karena itu, pelaku usaha laundry serta pemerintah mulai mencari solusi terbaik untuk memanfaatkan limbah laundry ini menjadi sesuatu yang bermanfaat. Ada yang menggunakan arang aktif sebagai filter limbah laundry sebelum dibuang seperti yang dilakukan mahasiswa Undip. Ada juga yang membuat alat untuk melakukan filterisasi, hal ini dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Jogja.

Nah, dibalik berbagai usaha yang dilakukan untuk mengurangi dampak limbah laundry terdapat salah satu cara yang mungkin bisa berguna dan menjadi role model untuk berbagai pihak yaitu pemanfaatan limbah laundry menjadi pupuk cair di era digital. Cara ini bisa dibilang sangat efektif karena pemanfaatan limbah deterjen menjadi pupuk cair di era tidak menyisakan limbah apapun karena menghasilkan produk baru, berikut penjelasannya!

Efektivitas Pemanfaatan Limbah Laundry Menjadi Pupuk Cair di Era Digital

Alasan berbagai pihak untuk memanfaatkan limbah laundry atau membuat alat filter karena sesungguhnya limbah laundry memiliki dampak yang sangat besar terkait kerusakan lingkungan. Limbah laundry mengandung deterjen yang terdiri dari berbagai bahan kimia berbahaya seperti surfaktan, alkyl benzene,  abrasif, oksidan dan masih banyak lagi. Berbagai zat yang terkandung dalam limbah laundry sangat sulit diuraikan oleh mikroorganisme.

Sehingga, limbah laundry yang dihasilkan dalam jumlah yang banyak akan menjadi limbah berbahaya dan mengancam lingkungan hidup untuk jangka panjang. Dampak negatif lainnya dari limbah laundry yaitu memiliki efek beracun yang bisa menghancurkan lapisan luar lendir pada ikan atau bakteri serta menyebabkan kerusakan pada organ insang. Hal ini bisa mengganggu populasi ikan dan makhluk hidup lainnya.

Solusi terbaik memang pelaku usaha laundry maupun pemerintah harus mempertimbangkan pemanfaatan limbah laundry menjadi pupuk cair di era digital ini. Hal tersebut dikarenakan penggunaan deterjen memang tidak bisa dihindari dalam aktivitas manusia. Di sisi lain, limbah yang dihasilkan cukup besar bahkan filter yang ada saat ini kurang efektif untuk mengurangi kandungan berbahaya dari limbah laundry.

Pemanfaatan limbah laundry menjadi pupuk cair di era digital bisa dijadikan alternatif terbaik agar sisa limbah tidak menumpuk kembali pada saluran air, selokan, dan sebagainya. Selain itu, pupuk cair bisa sangat berguna untuk tanaman sehingga permasalahan limbah laundry bisa terselesaikan dan tidak merusak lingkungan dan makhluk hidup di masa depan.

Bagaimana Pemanfaatan Limbah Laundry Menjadi Pupuk Cair di Era Digital?

Penelitian tentang pemanfaatan limbah laundry menjadi pupuk cair di era digital masih sangat sedikit, kami menemukan beberapa penelitian terkait yang dilakukan oleh mahasiswa UIN AR-Raniry Bkamu Aceh dalam Journal of Environmental Engineering (LINGKAR). Alasan penelitian tentang pemanfaatan limbah laundry ini berdasarkan pada salah satu bahan yang ada pada limbah laundry yaitu nitrat dan fosfat sebagai penambah unsur hara tanaman.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh limbah cair sisa laundry sebagai pupuk cair dan apakah kualitas pupuk cair yang dihasilkan memenuhi stkamur dalam baku mutu pupuk organik cair yang sesuai peraturan yang berlaku. Banyak sekali penelitian yang mendukung terkait pemanfaatan limbah laundry namun rata-rata belum ada yang menghasilkan produk baru dari limbah laundry. 

Pemanfaatan limbah laundry menjadi pupuk cair menurut penelitian di atas ternyata tetap menggunakan campuran yaitu EM4 sebagai aktivator. Hasil dari penelitian ini menunjukkan beberapa indikator, berikut pembahasan yang bisa kami rangkum dari hasil uji pemanfaatan limbah laundry menjadi pupuk cair di era digital menurut penelitian diatas:

  1. Kadar karbon organik setelah mengalami proses fermentasi ternyata mengalami kenaikan dan penurunan yang menyatakan bahwa kadar karbon organik pada pupuk cair yang dihasilkan dari limbah laundry belum memenuhi stkamur
  2. Kemudian, pengujian selanjutnya menunjukkan nilai nitrogen yang bisa dibilang konstan
  3. Kadar fosfat mengalami kenaikan dan penurunan yang diakibatkan oleh kadar nitrogen
  4. Kadar kalium mengalami kenaikan dan penambahan yang dipengaruhi oleh konsentrasi EM4
  5. Dan hasil pengujian lainnya 

Kesimpulan dari penelitian di atas menyatakan bahwa fermentasi limbah cair laundry yang akan dijadikan pupuk cair ternyata tidak memenuhi stkamur ambang baku mutu yang ditentukan oleh Peraturan Kementerian Pertanian nomor 70 tahun 2011. Namun, pengujian dalam pemanfaatan limbah laundry menjadi pupuk sehat daerah digital ini tidak sepenuhnya gagal dan perlu pengujian ulang dengan berbagai bahan dan aktivator tambahan.

Pada penelitian ini, pengujian dilakukan melalui bioaktivator EM4 yang ternyata kurang efektif untuk menghasilkan pupuk cair dari limbah laundry. Nilai yang diwajibkan untuk menjadi stkamur baku mutu pupuk ternyata belum bisa dicapai oleh pengolahan limbah laundry dengan aktivator EM4. Hal tersebut dikarenakan aktivitas bakteri ternyata bisa mempengaruhi nilai stkamur baku.

Mikroba yang ada dalam EM4 masih belum mampu untuk merombak senyawa organik yang terkandung pada limbah laundry secara maksimal dan optimal. Oleh karena itu, perlu adanya pengujian ulang menggunakan bioaktivator lainnya sebagai pengganti EM4 agar nilai yang dihasilkan dapat memenuhi stkamur baku pembuatan pupuk cair. Pemanfaatan limbah laundry menjadi pupuk cair di era digital bukanlah hal yang mustahil dan harus melewati proses yang panjang kedepannya.

 

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url