Uji Validitas dan Reliabilitas Penelitian Beserta Contohnya
Validitas menunjukkan seberapa akurat metode penelitian dalam proses pengukuran. Sedangkan, reliabilitas menunjuk pada konsistensi sebuah metode dalam mengukur sesuatu, berikut penjelasan lengkapnya!
Pengertian Uji
Validitas dan Reliabilitas Penelitian
Dalam sebuah
penelitian yang erat dengan perhitungan dan statistik maka perlu melakukan
pengujian, pengujian dalam penelitian dibagi menjadi dua yaitu uji validitas
dan uji reliabilitas. Uji validitas terkait dengan sejauh mana seorang peneliti
berbicara tentang hasil yang mewakili suatu kenyataan. Sehingga, validitas akan
mengacu pada jumlah fenomena yang akan diukur dan informasi eksternal yang akan
ikut serta dalam hasil penelitian.
Sedangkan,
reliabilitas sendiri merupakan ukuran konsistensi atau stabilitas nilai
pengujian. Sehingga kamu bisa menganggapnya sebagai kemampuan untuk mengulang
hasil pengujian atau temuan penelitian. Dengan kata lain, uji reliabilitas
menjadi proporsi varian dalam skor yang sedang diamati dalam hal ini skor pada
tes yang terkait dengan skor sebenarnya. Uji reliabilitas juga bisa disebut
sebagai tes keandalan atau ketepatan pengukuran.
Perlu kamu tahu bahwa
uji validitas dan reliabilitas penelitian merupakan langkah untuk mengukur
sejauh mana penelitian dapat dipertanggungjawabkan. Biasanya, kedua tes ini
dilakukan pada program SPSS. Tujuan dari uji validitas yaitu untuk melihat
ketepatan variabel yang digunakan dalam penelitian. Sedangkan, uji reliabilitas
bertujuan untuk melihat seberapa jauh konsistensi hasil suatu penelitian ketika
dilakukan secara berulang.
Hubungan Validitas dan Reliabilitas
Penelitian
Hubungan validitas dan
reliabilitas dalam penelitian saling melengkapi satu sama lain namun tidak
selalu berbanding lurus. Kenyataannya, sebuah penelitian yang memiliki reliabilitas
belum tentu memiliki validitas. Namun, sebuah penelitian yang valid atau
memiliki validitas maka sering memiliki konsistensi atau reliabilitas. Oleh
karena itu, validitas dan reliabilitas penelitian perlu dilakukan secara
bersamaan.
Kesimpulannya,
hubungan validitas dan reliabilitas dalam penelitian untuk meningkatkan
otentifikasi hasil penelitian sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Hal
tersebut dikarenakan uji validitas bisa dikatakan valid apabila hasil
penelitian benar-benar menjawab apa yang dipertanyakan dalam penelitian.
Kemudian, uji reliabilitas menunjukkan konsistensi hasil penelitian yang
dilakukan secara berulang agar bisa diandalkan.
Sebagai catatan, untuk
mengukur validitas dan reliabilitas harus menggunakan indikator rumus yang ada
pada program yang mungkin bisa kami sampaikan pada materi selanjutnya.
Contoh Validitas dan Reliabilitas
Penelitian
Secara umum, validitas
memang lebih sulit dinilai daripada reliabilitas namun dalam penelitian yang
menjadi fokus adalah memperoleh hasil yang bermanfaat serta metode yang kita
gunakan harus valid dan sistematis. Untuk memahami lebih detail tentang uji
validitas dan reliabilitas penelitian maka kami akan memberikan beberapa contoh
yang mungkin bisa menambah pemahaman dan referensi kamu:
Seorang dokter ingin
melakukan pengujian menggunakan kuesioner gejala untuk menentukan diagnosa
pasien dengan kondisi medis jangka panjang. Kemudian, beberapa dokter lainnya
menggunakan kuesioner dan pasien yang sama tapi diagnosa yang dihasilkan
ternyata berbeda. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa kuesioner tersebut memiliki
reliabilitas yang rendah sebagai tolak ukur mengetahui kondisi medis jangka
panjang.
Nah, jika seorang
dokter dan beberapa dokter lainnya menggunakan kuesioner yang sama dan
menghasilkan diagnosa yang sama maka uji tersebut memiliki reliabilitas atau
keandalan sehingga bisa saja menunjukkan validitas yang tinggi. Meskipun begitu, konsistensi atau reliabilitas
tidak cukup untuk menjamin validitas meskipun bisa diandalkan karena pengujian
tersebut belum tentu mencerminkan situasi yang sebenarnya.